alt/text gambar alt/text gambar

Kamis, 30 Oktober 2014

Kesuburan Tanah

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Salah satu masalah pokok dalam pertanian lahan kering adalah kecenderungan para petani untuk menggunakan terlalu banyak pupuk N dan kurang menggunakan pupuk P dan K. Kebiasaan ini mempunyi berberapa akibat penting yang patut diperhatikan. Pertama, pupuk N menjadi tanah lebih asam. Kedua, kalau pupuk N digunakan secara tersediri, kekurangan unsur Pdan K serta unsur-unsur lainya pada tanah lama- kelamaan akan berkurang. Ketiga, kalau pupuk N diberikan dalam jumlah yang banyak pada tanaman kacang-kacangan pengikatan unsur hara N dari udara akan berkurang. Keempat, manfaat pupuk N tidak dapat diperoleh karena kekurangan unsur-unsur hara lainya.
Karena kemampuanya untuk mengikat unsur hara N dari udara, tanaman kacangan berpotensi untuk memberi unsur hara N dalam jumlah besar pada sistem pertanian, itulah salah satu alasan dianjurakan petani untuk menanam tanaman pangan secara bergiliran (misalnya padi – kacang tanah – padi) dan menggunakan pupuk hijau pada sistem pertanian mereka. Namun, proses pengikatan unsur N dari udara pada tanaman kacang-kacangan sering dibatasi oleh kekuranya unsur P dalam tanah. Sebab itu, metode ini mungkin lebih efektif untuk menambah jumlah unsur N adalah menambah unsur P terlebih dahulu. Dengan demikian kacangan-kacangan akan lebih mampu mengikat unsur hara N diudara, dan unsur N dalam sistem akan bertambah.Apabila diberikan unsur P dengan secukupnya, tanaman akan menghasilkan sistem perakaran yang lebih besar dan efektif, dan secara tidak langsung P dapat menambah kemampuan tanaman untuk mendapat unsur hara lain (K, Mg, Ca) dalam tanah.
Pemberian 1 t/Ha rok fosfat (atau 400 kg/ha TSP + 1 ton/ha kapur) pada lahan kering yang asam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah unsur P dalam sistem pertanian
Pada tanah yang asam, rok fosfat lebih cocok digunakan dari pada TSP atau SP-36, dan lebih murah per kg P2O5. Setelah pemberian unsur P, sebaiknya ditanam tanaman jenis kacang-kacangan untuk menggunakan kesempatan pengikatan unsur N dari udara. Sebaiknya ditanam jenis kacang-kacangan yang menghasilkan .
1.2  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan tanah yang baik dan apa saja yang bisa dilakukan untuk membuat tanah menjadi subur.


BAB II
ISI
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah utnuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal sehingga tanamn yang ditanam dapat menghasilkan produksi yang optimal. Kesuburan tanah itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu kesuburan tanah aktual dan juga kesuburan tanah potensial. Kesuburan tanah aktual adalah kesuburan tanah yang hakiki. Sedangkan kesuburan tanah potensial adalah kesuburan tanah maksimum yang dapat dicapai  dengan intervensi teknologi yang mengoptimalkan semua faktor.
Selain melakukan pemupukan untuk meningkatkan kesuburan tanah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti:

A.    Sistem Bera
Kebun yang sudah diolah cukup lama dan tidak subur lagi, biasanya kebun diistirahatkan dahulu oleh petani guna menggembalikan kesuburan tanah (biasa disebut sistem bera). Dalam pelaksanaanya paling sedikit petani harus membagi dua bagian, satu bagian diberakan dan bagian lain digarap untuk memenuhi kebutuhan keluarga pada saat persiapan bera, biasanya petani membirakan jenis-jenis tanaman tertentu untuk tetap tumbuh.
Setelah diberakan selama berberapa tahun dan dianggap sudah subur lagi, kebun tersebut diolah kembali. Pemberahan yang alami biasanya memerlukan waktu 5-15 tahun, yang ditandai dengan lebatnya tanaman yang menutupinya. Para petani dapat mengenali tanda-tanda tanah yang telah subur, misalnya banyaknya tahi cacing tanah, sebagai tanda bahwa tanah telah meningkat kesuburanya Adanya tanaman liar tertentu seperti Tembelekan (Lantana cemara) Timoniom timun dan Mindi (Melia azedarach) dapat juga digunakan sebagai tanada bahwa kebun sudah dapat dibuka dan digarap lagi.
             Untuk memperbaiki sestim bera, maka sebelum kebun diberakan, petani menanam pohon-pohon leguminosa secara larikan menjelang atau sesudah panen terakhir. Jika telah ada tanaman larikan, petani akan membiarkan tanaman tersebut sebagai tanaman bera. Selain itu mereka juga dapat menanam tanaman pupuk hijau atau penutup tanah jenis perdu diantara larikan tanaman. Dengan raca ini, bahan organik akan diperoleh lebih banyak, dapat mempercepat pemulihan kesuburan tanah an memperpendek masa bera hingga 2-4 tahun.              
Adanya jenis-jenis tanaman yang beragam tersebut mempunyai banyak keuntungan serta dapat mengurangi resiko terserang oleh hama dan penyakit. Tanaman bera yang disarankan hendaknya memiliki manfaat ganda.
Bila kebun yang sudah diberakan akan digarap lagi, pohon-pohon yang tumbuh harus dipangkas. Daun-daun hasil pangkasan dapat digunakan sebagai pupuk hijau atau pakan ternak; kayunya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan kayu bakar, tiang yang kokoh, untuk bahan bangunan sederhana seperti kandang ternak, pagar, dsb.
Masalah yang paling umum adalah adanya akar-akar pepohonan yang nantinya dapat mempersulit saat penggarapan kebun setelah masa bera. Untuk alasan ini, petani-petani di Nusa Tenggara menganjurkan untuk menanam turi (Sesbania grandiflora) karena sistem prakaranya tidak begitu lebat dan mudah dicabut saat pembersihan kebun.
B.     Olah Jalur
Olah jalur adalah cara pengolahan tanah secara terbatas dalam suatu jalur atau parit yang akan ditanami. Selain dapat membantu menjaga kelmbaban tanah, karena air hujan dapat tertahan dalam jalur walaupun aliran air berasal dari bukit. Kandungan unsur hara dan pupuk yang diberikan akan digunakan oleh tanaman secara lebih efesien, karena jalur ini akan tetap lembab. Selain itu, lapisan permukaan tanah yang hanyut karena air hujan dapat mengendap di dalam jalur. Pengolahan tanah dengan cara ini pada awal pengerjaannya banyak membutuhkan tenaga kerja dan pupuk, sehingga biasanya petani mempergunakan olah jalur hanya untuk tanaman utama atau tanaman pokok saja.
Olah jalur dibuat dengan menggali parit yang lebar dengan ukuran 30 cm dan dalamnya kira-kira. Arah jalur dibuat mengikuti garis kontur dengan jarak antar jalur kira-kira 1 meter.
Pupuk dibenamkan ke dalam tanah dalam jalur, setiap panjang satu  meter jalur diberi 2-5 kg. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk hijau (atau campuran keduanya, tergantung pada pupuk yang tersedia). Pupuk kandang yang digunakan sebaiknya yang sudah matang siap digunakan. Untuk meningkatkan kandungan mineral dalam tanah, biasanya petani mencampurkan abu kayu.
Pupuk hendaknya dibenamkan dahulu selama 3-4 minggu sebelum jalur ditanami sehingga pupuk tersebut dapat hancur menjadi humus tanah dan siap dimanfaatkan oleh tanaman yang masih muda. Jika tersedia pupuk buatan dapat diberikan pada tanaman. (untuk penjelasan lebih lanjut, lihat bab 3 tentang penggunaan pupuk pada lahan kering. )
Bila pupuk organik ( pupuk kandang, pupuk hijau) yang tersedia terbatas, sebaiknya pemberian pupuk dilakukan menjelang waktu tanam. Jika diberikan 3-4 minggu sebelum tanam, bila sedikit saja terkena curah hujan unsur hara banyak yang akan tercuci ke dalam tanah, terutama pada tanah kapur yang berpori yang tidak dapat meningkat unsur hara dengan baik.
Tanaman pokok (misalnya jagung) ditanam pada jalur dengan jarak tanam 50 cm, setiap lubang diberi dua butir jagung. Pada bagian jalur dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman kacang-kacangan. Rumput yang tumbuh diantara jalur dibiarkan tumbuh, namun agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pokok, perlu dibabat secara teratur. Akan lebih baik, jika pupuk hijau dan tanaman penutup tanah yang cocok ditanam pada jalur yang tidak ditanami agar tanah dan bahan organik yang diberikan akan terlindung.
Olah jalur dapat dilakukan pada daerah yang miring, tanah yang berbatu dengan topsoil yang tipis. Namun bila tanahnya keras dan banyak batu-batu besar akan banyak menjumpai kesulitan. Olah jalur dapat dilakukan pada tanah yang dibajak dengan bantuan ternak, namun cara ini perlu benar-benar diperhitungkan karena disamping perlu banyak tenaga kerja, juga petani harus menggunakan tongkat saat membuat parit. Olah jalur tidak dianjurkan untuk jenis tanaman padi.
C.    Olah Lubang
Adalah variasi dari olah jalur.Tidak ada perbedaan yang menyolok antara kedua cara tersebut, kecuali pada penggaliannya. Untuk olah lubang yang digali bukan jalur melainkan lubang. Setiap lubang dibuat dengan lebar 30x30 cm dan kedalaman 30 cm dengan jarak antara lubang kira-kira 1 m, namun jarak antar lubang ini beragam tergantung pada jenis tanaman yang akan ditanam.
Para petani mengolah tanah dengan cara ini khusus untk pepohonan dan sayuran yang nilai julanya tinggi, seperti tomat, kol atau kembang kol. Keuntungan lain olah jalur dan olah lubang adalah memperbaiki kondisi tanah yang siap tanam karena dengan adanya bahan organik akan mempermudah pencabutan rumput yang tumbuh disekit tanaman.

Beberapa Jenis tanaman penutup tanah yang sering digunakan 
Spesies
Daya tahan terhadap kekeringan
Sebagai Sumber pupuk hijau
Manfaat lain
Kacang panjang
Vigna unguiculata
Tahan
Pengikat N, daun kurang, mudah melapuk
Polong dan pucuk daun untuk pangan,pakan
Crotalaria
Crotalaria juncea
Tahan, satu musim
Pengikat N, daun cukup,mudah melapuk
Efektif untuk menolak serangga dan pembasmi rumput pada lahan yang dibera
Kelor
Moringa oleifora
tahan
Daun kurang, mudah melapuk
Daun, kuncup bunga dan polong muda untuk pangan, pakan, biji yang matang dan jatuh ke tanah untuk penjernih air.
Kara kerupuk
Dolichos lablab
Tahan
Pengikat N, daun banyak , mudah melapuk
Pakan, pucuk daun, bunga, polong muda dan biji yang telah kering untuk pangan
Kara pedang
Canavalia ensiformis
Tahan
Pengikat N, daun cukup, mudah melapuk
Pakan, polong muda dan biji yang matang untuk pangan
Bangkuwang
Pachyrrhizus erosus
Tahan
Pengikat N
Polong muda dan umbi untuk pangan
Kacang gude/hiris
Cajanus cajan
Sangat tahan
Pengikat N, daun cukup,mudah melapuk
Pakan, biji kering untuk pangan
Teprosia
Tephrosia candida

Tahan di lahan kering
Daun banyak,mudah melapuk
Pohon pelindungbagi kakao dan kopi
Kara benguk
Mucuna pruriens
Tahan (namun akan tumbuh lebih baik bila curah hujan cukup)
Pengikat N, daun banyak mudah melapuk
Pakan, polong muda dan biji yang kering untuk pangan
Kalopogonium
Calopogonium mucunoides
Tahan
Pengikat N, daun cukup
-
Kecipir
Psophocarpus tetragonolobus
Cukup tahan
Pengikat N, daun cukup
Pakan, polong muda dan umbi untuk pangan
Ubi jalar
Ipomea batatas
Tahan
Daun cukup,mudah melapuk
Pakan, pucuk daun dan umbi untuk pangan
Kudzu
Pueraria phaseoloides
Tahan
Sumber pupuk hijau yang bagus
Dapat digunakan sebagai tanaman bera



Jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman bera dan sumber pupuk hijau
Species
Sebagai tanaman bera
Sebagai sumber pupuk daun
Manfaat lain
Lamtoro
Leucaena leucocephala
Pengikat N,cepat tumbuh,tahan kering,mudah diserang kutu loncat
Tahan pangkas, daun banyak,mudah melapuk
Polong muda untuk pangan,pakan,kayu bakar dan arang yang bagus,tiang,kayu,bangunan,pohon pelindung bagi kakao dan kopi.
Turi
Sesbania grandiflora
Pengikat N,cepat tumbuh,sangat tahan kering,hidup hanya beberapa tahun saja,mudah dibersihkan
Kurang tahan kalau terlalu sering dipangkas, daun lambat membusuk.
Pucuk daun, polong muda dan bunga untuk pangan,pakan.
Kaliandra merah
Calliandra calothyrsus
Pengikat N, cepat tumbuh,tahan kering,agak tahan naungan bila tumbuh di lahan kering
Tahan pangkas daun banyak, mudah melapuk
Pakan,kayu bakar dan arang, makanan lebah,pohon pelindung kopi
Gamal
Gliricidia sepium

Pengikat N,cepat tumbuh,tahan kering, pada musim kemarau panjang daun gugur
Tahan pangkas daun banyak, mudah melapuk
Pakan,kayu bakar yang bagus dan arang yang mutunya tinggi,bahan bangunan ringan,pohon oelindung kopi dan kakao,penyokong tanaman merambat,pagar hidup
Flemingia
Flemingia
 Macrophylla
Pengikat N, cepat tumbuh,cukup tahan kering
Tahan pangkas, daun cukup,lambat melapuk
Bahan mulsa yang sangat bagus, pakan
Desmodium
Desmodium
 rensoni
Pengikat N,cepat tumbuh,lahan kering
Tahan pangkas, daun cukup,lambat melapuk
Pakan, pohon pelindung sementara kopi, kayu bakar,
Dadap ayam
Erythrina subumbrans
Cepat tumbuh,tahan kering
Tahan pangkas, daun kurang,lambat melapuk
Pakan, pagar hidup, pohon pelindung kopi dan kakao
Weru
Hibiscus tiliaceus
Cepat tumbuh,tahan kering
Tahan pangkas, daun kurang, lambat melapuk
Kayu bakar,kayu bangunan,pakan,pagar hidup,tali dari kulit kayunya

Jenis-jenis albizia
Pengikat N,cepat tumbuh,tahan kering
Daun cukup,mudah melapuk
Kayu bakar,kayu bangunan,pelindung kopi dan kakao
Jenis-jenis Acacia
Pengikat N,cepat tumbuh,tahan kering
Tahan pangkas, daun cukup,mudah melapuk
Kayu bakar, kayu bangunan
Kaliandra Putih
Calliandra tetragona
Pengikat N,cepat tumbuh,tahan kering hanya di daerah lahan kering
Tahan pangkas, daun banyak,mudah melapuk
Kayu bakar,kualitas dan rasa pakan yang masih dipertanyakan(mungkin kandungantanin yang tinggi

(naskah bahasa inggris oleh I.V. Domingo, Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Farida B.Utami.)



D.    Penggunaan Pupuk Pada Lahan Kering
Pada umumnya, tanah di lahan kering sering kekurangan unsur hara sehingga tanpapemberian unsur hara tambahan, tanaman-tanaman yang bernilai ekonomistidak akan dapat menghasilkan. Kalau keadaan ekonomi tidak memungkinkan petani untuk membeli pupuk buatan, maka keadaan lahannya akan semakin kritis (gambar 1). Jika proses ini tetap berlanjut, hal itu dapat mengancam kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dimasa mendatang.







Gambar 1.       kesenjangan kemiskinan berupa sepiral menurun (McCowan dan Jones, 1992
Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalsium (Ca) merupakan unsur-unsur hara yang paling kurang terdapat pada tanah di lahan kering. Kekurangan Kalium (K) juga sering terjadi pada lahan yang telah ditanami bertahun-tahun. Demikian juga pH rendah (<5,5) di dapatkan pada kebanyakan tanah di lahan kering. Selain itu, mungkin pula tanah itu mengalami keracunan alumunium (Al) dan mangan (Mn) yang dapat menurunkan efisiensi penggunaan pupuk.
Metode untuk mencegah kehilangan unsur hara dalam sistem pertanian biasanya ditekankan dalam materi penyuluhan, tetapi untuk pencegahan kehilangan unsur hara tersebut seringkali ibarat “menutup pintu kandang sesudah sapinya lari” Pendekatan yang lebih cocok adalah “bagaimana kita memperbaiki kesuburan tanah dan menambah jumlah unsur hara yang baputmar dalam sistem itu”. Dengan demikian penggunaan lahan secara intinsef hasus didukung oleh usaha yang dapat menambah unsur hara yang “tersedia” dengan memasukkan unsur hara ke dalam sistem pertanian itu. Satu-satunya cara untuk menambah unsur hara yang baru pada sistem pertanian itu, adalah memberikan pupuk buatan dan pupuk organik.
Kebanyakan petani lahan kering sering pula mengalami kekurangan sumberdaya, artinya modal mereka untuk membeli pupuk sangat terbatas .Mungkin juga mereka tinggal jauh dari pasar yang berarti pupuk dan inforrmasi penggunaan pupuk sulit mereka dapatkan namun demikian, pada saat ini telah ada berbagai inisiatif baru untuk memantu petani kecil,serta telah ada perubahan yang besar dalam pembangunan sarana dan perasarana didaerah-daerah terpencil di Indonesia.
Para penyuluh lapangan bertugas memberi informasi kepada para petani tentang pengelolaan unsur hara, jumlah dan jenis pupuk yang memenuhi unsur hara yang diperlukan dengan hara rendah dan cara pemberian pupuk yang tepat. Hal ini merupakan tantangan berat bagi mereka mengingat sistem pertanian dan jenis tanah yang beranekaragam di Indonesia.

BAB III
KESIMPULAN

Dalam sistem pertanian lahan kering di daerah tropis aspek penambahan jumlah unsur hara di tanah harus lebih diperhatikan dan diberikan proritas. Penambahan unsur-unsur hara pada sistem pertanian akan meningkatkan pengembalian investasi pada konservasi tanah karena banyak tanah yang akan terperbaiki (tidaklah perlu memakai kunci yang mahal untuk lemari yang kosong). Peningkatan jumlah fosfor dalam lahan kering merupakan pokok dari strategi untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan produktifitas dan memperbaikan lingkungan hidup didaerah pertanian lahan kering. Namun, karena unsur hara tersebut mudah hilang melalui erosi dan aliran permukaan tanah, maka perangkap kesuburan tanah dan metode konservasi tanah lainnya diperlukan untuk menghindari kehilangan usur hara yang tidak dinginkan. Konservasi tanah dapat juga meningkataka ketersediaan air tanah melalui perbaikan infiltrasi air kedalam tanah (yang juga dapat menurunkun aliran permukaan tanah). Akibatnya, musim tanam dapat diperpanjang. Kemudian, unsur hara dapat dikoservasikan sebab jika tanah tertutup oleh tanaman, erosi berkurang, dan jumlah unsur yang hilang melalui pecucian dapat pula berkurang sebagai akibat resapan tanaman.

Karena keanekaragaman jenis tana an sistem pertanian di daerah tropis, maka dosis pemupukan yang dianjurkan setiap daerah harus mempertimbangkan keadaan biofisik dan sosio-ekonmi di tingkat petani. Untuk mencapai tujuan tersebut, petugas lapangan harus memakai pendekatan pertisipatif untuk mebatu petani lahan kering di Indonesia. Alat-alat dan cara-cara praktis harus dikembangkan dan digunakan untuk medukung petugas lapangan dalam proses ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar