BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah pokok dalam pertanian
lahan kering adalah kecenderungan para petani untuk menggunakan terlalu banyak
pupuk N dan kurang menggunakan pupuk P dan K. Kebiasaan ini mempunyi berberapa
akibat penting yang patut diperhatikan. Pertama, pupuk N menjadi tanah lebih
asam. Kedua, kalau pupuk N digunakan secara tersediri, kekurangan unsur Pdan K
serta unsur-unsur lainya pada tanah lama- kelamaan akan berkurang. Ketiga,
kalau pupuk N diberikan dalam jumlah yang banyak pada tanaman kacang-kacangan
pengikatan unsur hara N dari udara akan berkurang. Keempat, manfaat pupuk N
tidak dapat diperoleh karena kekurangan unsur-unsur hara lainya.
Karena kemampuanya untuk mengikat unsur
hara N dari udara, tanaman kacangan berpotensi untuk memberi unsur hara N dalam
jumlah besar pada sistem pertanian, itulah salah satu alasan dianjurakan petani
untuk menanam tanaman pangan secara bergiliran (misalnya padi – kacang tanah –
padi) dan menggunakan pupuk hijau pada sistem pertanian mereka. Namun, proses
pengikatan unsur N dari udara pada tanaman kacang-kacangan sering dibatasi oleh
kekuranya unsur P dalam tanah. Sebab itu, metode ini mungkin lebih efektif
untuk menambah jumlah unsur N adalah menambah unsur P terlebih dahulu. Dengan
demikian kacangan-kacangan akan lebih mampu mengikat unsur hara N diudara, dan
unsur N dalam sistem akan bertambah.Apabila diberikan unsur P dengan
secukupnya, tanaman akan menghasilkan sistem perakaran yang lebih besar dan
efektif, dan secara tidak langsung P dapat menambah kemampuan tanaman untuk
mendapat unsur hara lain (K, Mg, Ca) dalam tanah.
Pemberian 1 t/Ha rok fosfat (atau 400
kg/ha TSP + 1 ton/ha kapur) pada lahan kering yang asam merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan jumlah unsur P dalam sistem pertanian
Pada tanah yang asam, rok fosfat lebih
cocok digunakan dari pada TSP atau SP-36, dan lebih murah per kg P2O5. Setelah
pemberian unsur P, sebaiknya ditanam tanaman jenis kacang-kacangan untuk
menggunakan kesempatan pengikatan unsur N dari udara. Sebaiknya ditanam jenis
kacang-kacangan yang menghasilkan .
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui cara pengolahan tanah yang baik dan apa saja yang bisa
dilakukan untuk membuat tanah menjadi subur.
BAB
II
ISI
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah utnuk
mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal sehingga tanamn yang ditanam dapat
menghasilkan produksi yang optimal. Kesuburan tanah itu sendiri terbagi menjadi
dua yaitu kesuburan tanah aktual dan juga kesuburan tanah potensial. Kesuburan
tanah aktual adalah kesuburan tanah yang hakiki. Sedangkan kesuburan tanah
potensial adalah kesuburan tanah maksimum yang dapat dicapai dengan
intervensi teknologi yang mengoptimalkan semua faktor.
Selain melakukan pemupukan untuk meningkatkan
kesuburan tanah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti:
A.
Sistem
Bera
Kebun
yang sudah diolah cukup lama dan tidak subur lagi, biasanya kebun
diistirahatkan dahulu oleh petani guna menggembalikan kesuburan tanah (biasa
disebut sistem bera). Dalam pelaksanaanya paling sedikit petani harus membagi
dua bagian, satu bagian diberakan dan bagian lain digarap untuk memenuhi
kebutuhan keluarga pada saat persiapan bera, biasanya petani membirakan
jenis-jenis tanaman tertentu untuk tetap tumbuh.
Setelah diberakan selama berberapa tahun
dan dianggap sudah subur lagi, kebun tersebut diolah kembali. Pemberahan yang
alami biasanya memerlukan waktu 5-15 tahun, yang ditandai dengan lebatnya
tanaman yang menutupinya. Para petani dapat mengenali tanda-tanda tanah yang
telah subur, misalnya banyaknya tahi cacing tanah, sebagai tanda bahwa tanah
telah meningkat kesuburanya Adanya tanaman liar tertentu seperti Tembelekan
(Lantana cemara) Timoniom timun dan Mindi (Melia azedarach) dapat juga
digunakan sebagai tanada bahwa kebun sudah dapat dibuka dan digarap lagi.
Untuk memperbaiki sestim bera, maka sebelum
kebun diberakan, petani menanam pohon-pohon leguminosa secara larikan menjelang
atau sesudah panen terakhir. Jika telah ada tanaman larikan, petani akan
membiarkan tanaman tersebut sebagai tanaman bera. Selain itu mereka juga dapat
menanam tanaman pupuk hijau atau penutup tanah jenis perdu diantara larikan
tanaman. Dengan raca ini, bahan organik akan diperoleh lebih banyak, dapat mempercepat
pemulihan kesuburan tanah an memperpendek masa bera hingga 2-4 tahun.
Adanya jenis-jenis tanaman yang beragam
tersebut mempunyai banyak keuntungan serta dapat mengurangi resiko terserang
oleh hama dan penyakit. Tanaman bera yang disarankan hendaknya memiliki manfaat
ganda.
Bila kebun yang sudah diberakan akan
digarap lagi, pohon-pohon yang tumbuh harus dipangkas. Daun-daun hasil
pangkasan dapat digunakan sebagai pupuk hijau atau pakan ternak; kayunya dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan kayu bakar, tiang yang kokoh, untuk
bahan bangunan sederhana seperti kandang ternak, pagar, dsb.
Masalah yang paling umum adalah adanya
akar-akar pepohonan yang nantinya dapat mempersulit saat penggarapan kebun
setelah masa bera. Untuk alasan ini, petani-petani di Nusa Tenggara
menganjurkan untuk menanam turi (Sesbania
grandiflora) karena sistem prakaranya tidak begitu lebat dan mudah dicabut
saat pembersihan kebun.
B.
Olah
Jalur
Olah jalur adalah cara pengolahan tanah
secara terbatas dalam suatu jalur atau parit yang akan ditanami. Selain dapat
membantu menjaga kelmbaban tanah, karena air hujan dapat tertahan dalam jalur
walaupun aliran air berasal dari bukit. Kandungan unsur hara dan pupuk yang
diberikan akan digunakan oleh tanaman secara lebih efesien, karena jalur ini
akan tetap lembab. Selain itu, lapisan permukaan tanah yang hanyut karena air
hujan dapat mengendap di dalam jalur. Pengolahan tanah dengan cara ini pada
awal pengerjaannya banyak membutuhkan tenaga kerja dan pupuk, sehingga biasanya
petani mempergunakan olah jalur hanya untuk tanaman utama atau tanaman pokok
saja.
Olah jalur dibuat dengan menggali parit
yang lebar dengan ukuran 30 cm dan dalamnya kira-kira. Arah jalur dibuat
mengikuti garis kontur dengan jarak antar jalur kira-kira 1 meter.
Pupuk dibenamkan ke dalam tanah dalam
jalur, setiap panjang satu meter jalur
diberi 2-5 kg. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk hijau
(atau campuran keduanya, tergantung pada pupuk yang tersedia). Pupuk kandang
yang digunakan sebaiknya yang sudah matang siap digunakan. Untuk meningkatkan
kandungan mineral dalam tanah, biasanya petani mencampurkan abu kayu.
Pupuk hendaknya dibenamkan dahulu selama
3-4 minggu sebelum jalur ditanami sehingga pupuk tersebut dapat hancur menjadi
humus tanah dan siap dimanfaatkan oleh tanaman yang masih muda. Jika tersedia
pupuk buatan dapat diberikan pada tanaman. (untuk penjelasan lebih lanjut,
lihat bab 3 tentang penggunaan pupuk pada
lahan kering. )
Bila pupuk organik ( pupuk kandang,
pupuk hijau) yang tersedia terbatas, sebaiknya pemberian pupuk dilakukan
menjelang waktu tanam. Jika diberikan 3-4 minggu sebelum tanam, bila sedikit
saja terkena curah hujan unsur hara banyak yang akan tercuci ke dalam tanah,
terutama pada tanah kapur yang berpori yang tidak dapat meningkat unsur hara
dengan baik.
Tanaman pokok (misalnya jagung) ditanam
pada jalur dengan jarak tanam 50 cm, setiap lubang diberi dua butir jagung.
Pada bagian jalur dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman kacang-kacangan.
Rumput yang tumbuh diantara jalur dibiarkan tumbuh, namun agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman pokok, perlu dibabat secara teratur. Akan lebih baik, jika
pupuk hijau dan tanaman penutup tanah yang cocok ditanam pada jalur yang tidak
ditanami agar tanah dan bahan organik yang diberikan akan terlindung.
Olah jalur dapat dilakukan pada daerah
yang miring, tanah yang berbatu dengan topsoil yang tipis. Namun bila tanahnya
keras dan banyak batu-batu besar akan banyak menjumpai kesulitan. Olah jalur
dapat dilakukan pada tanah yang dibajak dengan bantuan ternak, namun cara ini
perlu benar-benar diperhitungkan karena disamping perlu banyak tenaga kerja,
juga petani harus menggunakan tongkat saat membuat parit. Olah jalur tidak
dianjurkan untuk jenis tanaman padi.
C.
Olah
Lubang
Adalah variasi dari olah jalur.Tidak ada
perbedaan yang menyolok antara kedua cara tersebut, kecuali pada penggaliannya.
Untuk olah lubang yang digali bukan jalur melainkan lubang. Setiap lubang
dibuat dengan lebar 30x30 cm dan kedalaman 30 cm dengan jarak antara lubang
kira-kira 1 m, namun jarak antar lubang ini beragam tergantung pada jenis
tanaman yang akan ditanam.
Para petani mengolah tanah dengan cara
ini khusus untk pepohonan dan sayuran yang nilai julanya tinggi, seperti tomat,
kol atau kembang kol. Keuntungan lain olah jalur dan olah lubang adalah
memperbaiki kondisi tanah yang siap tanam karena dengan adanya bahan organik
akan mempermudah pencabutan rumput yang tumbuh disekit tanaman.
Beberapa
Jenis tanaman penutup tanah yang sering digunakan
Spesies
|
Daya
tahan terhadap kekeringan
|
Sebagai
Sumber pupuk hijau
|
Manfaat
lain
|
Kacang
panjang
Vigna
unguiculata
|
Tahan
|
Pengikat
N, daun kurang, mudah melapuk
|
Polong
dan pucuk daun untuk pangan,pakan
|
Crotalaria
Crotalaria juncea
|
Tahan,
satu musim
|
Pengikat
N, daun cukup,mudah melapuk
|
Efektif
untuk menolak serangga dan pembasmi rumput pada lahan yang dibera
|
Kelor
Moringa oleifora
|
tahan
|
Daun
kurang, mudah melapuk
|
Daun,
kuncup bunga dan polong muda untuk pangan, pakan, biji yang matang dan jatuh
ke tanah untuk penjernih air.
|
Kara
kerupuk
Dolichos lablab
|
Tahan
|
Pengikat
N, daun banyak , mudah melapuk
|
Pakan,
pucuk daun, bunga, polong muda dan biji yang telah kering untuk pangan
|
Kara
pedang
Canavalia ensiformis
|
Tahan
|
Pengikat
N, daun cukup, mudah melapuk
|
Pakan,
polong muda dan biji yang matang untuk pangan
|
Bangkuwang
Pachyrrhizus erosus
|
Tahan
|
Pengikat
N
|
Polong
muda dan umbi untuk pangan
|
Kacang
gude/hiris
Cajanus cajan
|
Sangat
tahan
|
Pengikat
N, daun cukup,mudah melapuk
|
Pakan,
biji kering untuk pangan
|
Teprosia
Tephrosia candida
|
Tahan
di lahan kering
|
Daun
banyak,mudah melapuk
|
Pohon
pelindungbagi kakao dan kopi
|
Kara
benguk
Mucuna pruriens
|
Tahan
(namun akan tumbuh lebih baik bila curah hujan cukup)
|
Pengikat
N, daun banyak mudah melapuk
|
Pakan,
polong muda dan biji yang kering untuk pangan
|
Kalopogonium
Calopogonium mucunoides
|
Tahan
|
Pengikat
N, daun cukup
|
-
|
Kecipir
Psophocarpus tetragonolobus
|
Cukup
tahan
|
Pengikat
N, daun cukup
|
Pakan,
polong muda dan umbi untuk pangan
|
Ubi
jalar
Ipomea batatas
|
Tahan
|
Daun
cukup,mudah melapuk
|
Pakan,
pucuk daun dan umbi untuk pangan
|
Kudzu
Pueraria phaseoloides
|
Tahan
|
Sumber
pupuk hijau yang bagus
|
Dapat
digunakan sebagai tanaman bera
|
Jenis-jenis tanaman
yang dapat digunakan sebagai tanaman bera dan sumber pupuk hijau
Species
|
Sebagai tanaman bera
|
Sebagai sumber pupuk
daun
|
Manfaat lain
|
Lamtoro
Leucaena leucocephala
|
Pengikat
N,cepat tumbuh,tahan kering,mudah diserang kutu loncat
|
Tahan
pangkas, daun banyak,mudah melapuk
|
Polong
muda untuk pangan,pakan,kayu bakar dan arang yang
bagus,tiang,kayu,bangunan,pohon pelindung bagi kakao dan kopi.
|
Turi
Sesbania
grandiflora
|
Pengikat
N,cepat tumbuh,sangat tahan kering,hidup hanya beberapa tahun saja,mudah
dibersihkan
|
Kurang
tahan kalau terlalu sering dipangkas, daun lambat membusuk.
|
Pucuk
daun, polong muda dan bunga untuk pangan,pakan.
|
Kaliandra
merah
Calliandra
calothyrsus
|
Pengikat
N, cepat tumbuh,tahan kering,agak tahan naungan bila tumbuh di lahan kering
|
Tahan
pangkas daun banyak, mudah melapuk
|
Pakan,kayu
bakar dan arang, makanan lebah,pohon pelindung kopi
|
Gamal
Gliricidia
sepium
|
Pengikat
N,cepat tumbuh,tahan kering, pada musim kemarau panjang daun gugur
|
Tahan
pangkas daun banyak, mudah melapuk
|
Pakan,kayu
bakar yang bagus dan arang yang mutunya tinggi,bahan bangunan ringan,pohon
oelindung kopi dan kakao,penyokong tanaman merambat,pagar hidup
|
Flemingia
Flemingia
Macrophylla
|
Pengikat
N, cepat tumbuh,cukup tahan kering
|
Tahan
pangkas, daun cukup,lambat melapuk
|
Bahan
mulsa yang sangat bagus, pakan
|
Desmodium
Desmodium
rensoni
|
Pengikat
N,cepat tumbuh,lahan kering
|
Tahan
pangkas, daun cukup,lambat melapuk
|
Pakan,
pohon pelindung sementara kopi, kayu bakar,
|
Dadap
ayam
Erythrina
subumbrans
|
Cepat
tumbuh,tahan kering
|
Tahan
pangkas, daun kurang,lambat melapuk
|
Pakan,
pagar hidup, pohon pelindung kopi dan kakao
|
Weru
Hibiscus
tiliaceus
|
Cepat
tumbuh,tahan kering
|
Tahan
pangkas, daun kurang, lambat melapuk
|
Kayu
bakar,kayu bangunan,pakan,pagar hidup,tali dari kulit kayunya
|
Jenis-jenis
albizia
|
Pengikat
N,cepat tumbuh,tahan kering
|
Daun
cukup,mudah melapuk
|
Kayu
bakar,kayu bangunan,pelindung kopi dan kakao
|
Jenis-jenis
Acacia
|
Pengikat
N,cepat tumbuh,tahan kering
|
Tahan
pangkas, daun cukup,mudah melapuk
|
Kayu
bakar, kayu bangunan
|
Kaliandra
Putih
Calliandra
tetragona
|
Pengikat
N,cepat tumbuh,tahan kering hanya di daerah lahan kering
|
Tahan
pangkas, daun banyak,mudah melapuk
|
Kayu
bakar,kualitas dan rasa pakan yang masih dipertanyakan(mungkin kandungantanin
yang tinggi
|
(naskah
bahasa inggris oleh I.V. Domingo, Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Farida
B.Utami.)
D.
Penggunaan
Pupuk Pada Lahan Kering
Pada umumnya, tanah di
lahan kering sering kekurangan unsur hara sehingga tanpapemberian unsur hara
tambahan, tanaman-tanaman yang bernilai ekonomistidak akan dapat menghasilkan.
Kalau keadaan ekonomi tidak memungkinkan petani untuk membeli pupuk buatan,
maka keadaan lahannya akan semakin kritis (gambar 1). Jika proses ini tetap
berlanjut, hal itu dapat mengancam kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya dimasa mendatang.
Gambar
1. kesenjangan kemiskinan berupa
sepiral menurun (McCowan dan Jones, 1992
Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalsium
(Ca) merupakan unsur-unsur hara yang paling kurang terdapat pada tanah di lahan
kering. Kekurangan Kalium (K) juga sering terjadi pada lahan yang telah
ditanami bertahun-tahun. Demikian juga pH rendah (<5,5) di dapatkan pada
kebanyakan tanah di lahan kering. Selain itu, mungkin pula tanah itu mengalami
keracunan alumunium (Al) dan mangan (Mn) yang dapat menurunkan efisiensi penggunaan
pupuk.
Metode untuk mencegah kehilangan unsur
hara dalam sistem pertanian biasanya ditekankan dalam materi penyuluhan, tetapi
untuk pencegahan kehilangan unsur hara tersebut seringkali ibarat “menutup
pintu kandang sesudah sapinya lari” Pendekatan yang lebih cocok adalah
“bagaimana kita memperbaiki kesuburan tanah dan menambah jumlah unsur hara yang
baputmar dalam sistem itu”. Dengan demikian penggunaan lahan secara intinsef
hasus didukung oleh usaha yang dapat menambah unsur hara yang “tersedia” dengan
memasukkan unsur hara ke dalam sistem pertanian itu. Satu-satunya cara untuk
menambah unsur hara yang baru pada sistem pertanian itu, adalah memberikan
pupuk buatan dan pupuk organik.
Kebanyakan petani lahan kering sering
pula mengalami kekurangan sumberdaya, artinya modal mereka untuk membeli pupuk
sangat terbatas .Mungkin juga mereka tinggal jauh dari pasar yang berarti pupuk
dan inforrmasi penggunaan pupuk sulit mereka dapatkan namun demikian, pada saat
ini telah ada berbagai inisiatif baru untuk memantu petani kecil,serta telah
ada perubahan yang besar dalam pembangunan sarana dan perasarana
didaerah-daerah terpencil di Indonesia.
Para penyuluh lapangan bertugas memberi
informasi kepada para petani tentang pengelolaan unsur hara, jumlah dan jenis
pupuk yang memenuhi unsur hara yang diperlukan dengan hara rendah dan cara
pemberian pupuk yang tepat. Hal ini merupakan tantangan berat bagi mereka
mengingat sistem pertanian dan jenis tanah yang beranekaragam di Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam sistem pertanian lahan kering di
daerah tropis aspek penambahan jumlah unsur hara di tanah harus lebih
diperhatikan dan diberikan proritas. Penambahan unsur-unsur hara pada sistem
pertanian akan meningkatkan pengembalian investasi pada konservasi tanah karena
banyak tanah yang akan terperbaiki (tidaklah perlu memakai kunci yang mahal
untuk lemari yang kosong). Peningkatan jumlah fosfor dalam lahan kering
merupakan pokok dari strategi untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan
produktifitas dan memperbaikan lingkungan hidup didaerah pertanian lahan
kering. Namun, karena unsur hara tersebut mudah hilang melalui erosi dan aliran
permukaan tanah, maka perangkap kesuburan tanah dan metode konservasi tanah
lainnya diperlukan untuk menghindari kehilangan usur hara yang tidak dinginkan.
Konservasi tanah dapat juga meningkataka ketersediaan air tanah melalui
perbaikan infiltrasi air kedalam tanah (yang juga dapat menurunkun aliran
permukaan tanah). Akibatnya, musim tanam dapat diperpanjang. Kemudian, unsur
hara dapat dikoservasikan sebab jika tanah tertutup oleh tanaman, erosi
berkurang, dan jumlah unsur yang hilang melalui pecucian dapat pula berkurang
sebagai akibat resapan tanaman.
Karena
keanekaragaman jenis tana an sistem pertanian di daerah tropis, maka dosis pemupukan
yang dianjurkan setiap daerah harus mempertimbangkan keadaan biofisik dan
sosio-ekonmi di tingkat petani. Untuk mencapai tujuan tersebut, petugas
lapangan harus memakai pendekatan pertisipatif untuk mebatu petani lahan kering
di Indonesia. Alat-alat dan cara-cara praktis harus dikembangkan dan digunakan
untuk medukung petugas lapangan dalam proses ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar